Malas Bergerak Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Hai Sobat JOBS!
Kebiasaan malas gerak (mager) atau Sedentary Lifestyle merupakan pola perilaku manusia yang minim aktivitas atau gerakan fisik, seperti sering rebahan dan jarang bergerak. Seiring dengan canggihnya teknologi saat ini, membuat banyak hal terasa lebih praktis hinggsa menjadi kebiasaan banyak orang. Apalagi ditambah dengan situasi pandemi Covid-19. Masyarakat hanya bermodal ponsel dan kuota yang cukup dapat melakukan berbagai hal dengan mudah tanpa harus keluar rumah. Tentunya, kondisi ini akan berdampak buruk bagi kesehatan. Apakah kalian termasuk dalam kriteria malas gerak?
Menurut World Health Organization (WHO), gaya hidup sedentari adalah salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 melaporkan bahwa, kematian akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian karena obesitas. Risiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan akan lebih meningkat apabila diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol.
Dari hasil penelitian Stanford University, Amerika Serikat pada tahun 2017 lalu, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling malas gerak di dunia dengan 3.513 langkah per hari. Dr. Grace Joselini yang merupakan Dokter Timnas Sepakbola Wanita Indonesia pada Asian Games 2018 mengatakan, kondisi malas bergerak dan terlalu sering duduk memiliki tingkat yang sama dengan bahaya merokok.
Jika dalam sehari menghabiskan sedikitnya 6 jam dengan duduk, maka bisa dikatakan memiliki gaya hidup mager. Organisasi 10.000 Steps Australia juga menyebutkan bahwa orang-orang yang berjalan kurang dari 5.000 langkah per hari tergolong sedentari. Umumnya orang yang aktif, biasa berjalan kaki dengan 7.500 langkah per hari atau lebih.
Berikut berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang bisa timbul akibat malas gerak.
1. Resistensi insulin
Menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk bisa meningkatkan risiko resistensi insulin, yang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah sehingga berpeluang terserang diabetes. Apalagi pada saat duduk atau tiduran, orang-orang cenderung mencari camilan yang kurang sehat. Camilan tersebut bisa jadi mengandung gula tinggi, sehingga menambah resiko terjadinya diabetes.
2. Menurunnya fungsi otak
Aktivitas fisik mampu merangsang aliran darah yang penuh oksigen menuju otak serta memperbaiki sel dan jaringan otak yang mulai rusak. Tanpa aktivitas fisik yang cukup, fungsi otak dapat menurun dan risiko pikun bisa meningkat.
3. Risiko stroke dan serangan jantung
Malas gerak membantu meningkatkan penumpukan lemak pada arteri. Jika arteri yang membawa darah ke otak tersumbat, maka dapat menyebabkan stroke. Sementara bila penyumbatan terjadi pada arteri jantung, hal ini bisa memicu serangan jantung.
4. Risiko osteoporosis
Kebiasaan malas gerak akan membuat tubuh kehilangan massa otot sehingga otot akan melemah. Selain itu, tubuh juga akan mengambil kalsium tulang. Kepadatan tulang akan berkurang drastis. Alhasil risiko osteoporosis menjadi meningkat.
Nah Sobat JOBS!
Kalian merasakan keluhan-keluhan seperti di atas gak nih? Kalau iya, apa kalian termasuk dalam kaum malas gerak atau mager? Yuk, kita lawan rasa malas, mulai bergerak, lakukan peregangan di sela-sela pekerjaan kita, lakukan senam ringan sebisanya. Mari berusaha hidup lebih sehat, tetap semangat, dan jadikan hidup kita agar lebih bermanfaat bagi orang lain.
Penulis: Siti Nurazifah Addiniyah | Editor: Aldo Prakasa
Tidak ada komentar untuk "Malas Bergerak Berdampak Buruk Bagi Kesehatan"
Posting Komentar